Pada hari yang cerah di Pantai Mutiara Baru, Kabupaten Lampung Timur, sebuah kegiatan yang penuh semangat dan dedikasi terlaksana, yaitu Workshop Anti Bullying dan Diseminasi Metode Gasing yang pertama, diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) Madrasah Ibtidaiyah (MI) Lampung Timur. Kegiatan ini berlangsung dengan lancar, dihadiri oleh guru-guru dari berbagai MI di Lampung Timur, serta dukungan penuh dari para penggerak pendidikan di wilayah tersebut. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya bullying di sekolah dan memperkenalkan metode Gasing (Gampang Asik Menyenangkan) dalam pembelajaran matematika.
Latar Belakang Kegiatan
Perkembangan zaman yang semakin pesat diiringi dengan tantangan baru di dunia pendidikan, termasuk masalah bullying di sekolah. Bullying menjadi isu serius yang mempengaruhi kesehatan mental, emosional, dan prestasi akademik siswa. Banyak kasus di mana siswa yang menjadi korban bullying mengalami trauma yang berkepanjangan, rendahnya rasa percaya diri, dan bahkan berdampak pada prestasi belajar yang menurun. Di Indonesia, kasus bullying di lingkungan sekolah terus menjadi perhatian, baik dari pihak sekolah maupun pemerintah.
Berangkat dari kekhawatiran ini, KKG MI Lampung Timur merasa perlu untuk mengambil tindakan dengan menggelar workshop anti bullying. Selain itu, diseminasi metode Gasing menjadi pilihan strategis untuk memperbaiki metode pembelajaran matematika yang sering dianggap sulit dan membosankan oleh siswa. Metode ini diperkenalkan oleh Profesor Yohanes Surya, seorang fisikawan ternama Indonesia, sebagai metode yang mudah dipahami oleh siswa dan membuat pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan.
Tujuan Kegiatan
Kegiatan workshop ini memiliki beberapa tujuan utama, di antaranya:
- Meningkatkan Kesadaran Guru Terhadap Bahaya Bullying: Memberikan pemahaman mendalam kepada para guru tentang dampak bullying serta cara mengidentifikasi dan mencegah tindakan bullying di lingkungan sekolah.
- Melatih Guru Dalam Mengatasi Bullying: Memberikan bekal keterampilan dan strategi kepada guru dalam menangani kasus bullying serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi siswa.
- Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Penggunaan Metode Gasing: Melalui diseminasi metode Gasing, diharapkan para guru MI dapat menerapkan cara-cara yang mudah dan menyenangkan dalam mengajarkan matematika kepada siswa, sehingga siswa dapat lebih cepat memahami dan menguasai materi.
- Membangun Jaringan Kerjasama Antar Guru: Membangun jejaring antara guru-guru di Lampung Timur agar mereka dapat saling berbagi pengalaman, sumber daya, dan strategi dalam menghadapi permasalahan pendidikan.
Rangkaian Acara Workshop
Kegiatan workshop ini berlangsung selama dua hari dengan rangkaian acara yang beragam dan interaktif. Hari pertama dimulai dengan pembukaan resmi oleh ketua KKG MI Lampung Timur, yang diikuti dengan sambutan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Timur. Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kemenag menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan saat ini. Ia juga menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung upaya sekolah untuk mencegah bullying dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sesi 1: Materi Anti Bullying
Pada sesi pertama, para peserta workshop mendapatkan materi mengenai Anti Bullying yang disampaikan oleh seorang narasumber berpengalaman dalam bidang psikologi anak. Narasumber memaparkan berbagai bentuk bullying, seperti bullying fisik, verbal, sosial, dan cyberbullying, yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Peserta diajak untuk mengenali tanda-tanda siswa yang menjadi korban bullying, serta bagaimana cara yang efektif untuk mendampingi korban.
Tidak hanya itu, narasumber juga memberikan contoh kasus nyata tentang bagaimana guru dapat menjadi pelindung bagi siswa yang rentan terhadap bullying. Para guru diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai kasus-kasus bullying yang pernah mereka temui di sekolah masing-masing. Hasil diskusi ini menghasilkan beberapa rekomendasi penting bagi sekolah dalam mencegah dan menangani kasus bullying, termasuk pembuatan kebijakan sekolah yang lebih ramah anak dan pembentukan tim khusus penanganan bullying di tiap sekolah.
Sesi 2: Pelatihan Intervensi dan Pendekatan Terhadap Pelaku Bullying
Sesi kedua berfokus pada pendekatan intervensi terhadap pelaku bullying. Narasumber menekankan bahwa pelaku bullying sering kali adalah anak-anak yang memiliki masalah tersendiri, seperti kurangnya perhatian dari keluarga atau lingkungan yang kurang mendukung perkembangan emosional mereka. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan harus bersifat edukatif, bukan sekadar hukuman. Dalam sesi ini, guru-guru diberikan latihan simulasi tentang bagaimana cara menghadapi pelaku bullying secara bijak dan profesional. Para guru juga diajarkan untuk menggunakan pendekatan restorative justice, di mana pelaku diajak untuk memahami dampak buruk dari perbuatannya dan memperbaiki kesalahannya.
Hari Kedua: Diseminasi Metode Gasing
Pada hari kedua, kegiatan berlanjut dengan diseminasi Metode Gasing dalam pembelajaran matematika. Metode ini diperkenalkan untuk membantu guru mengajarkan matematika dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan, sesuai dengan kebutuhan siswa di tingkat Madrasah Ibtidaiyah. Kegiatan ini dipandu oleh seorang trainer yang telah berpengalaman dalam menerapkan metode Gasing di berbagai daerah di Indonesia.
Sesi 1: Pengenalan Metode Gasing
Sesi pertama dimulai dengan pengenalan konsep dasar dari metode Gasing. Narasumber menjelaskan bahwa metode ini dirancang untuk membuat siswa memahami konsep matematika dengan cara yang lebih praktis dan sederhana. Metode ini juga memanfaatkan permainan dan visualisasi untuk membantu siswa menangkap konsep-konsep abstrak dalam matematika, seperti operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Narasumber menekankan bahwa kunci dari metode ini adalah pengulangan yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa terbebani saat belajar.
Sesi 2: Praktek Pengajaran Metode Gasing
Pada sesi kedua, para peserta diajak untuk langsung mempraktekkan metode Gasing dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk mengajarkan satu topik matematika menggunakan metode Gasing kepada rekan-rekan mereka. Suasana kegiatan menjadi sangat interaktif, di mana para guru saling bertukar ide dan memberikan umpan balik terhadap metode pengajaran yang diterapkan. Peserta juga diajak untuk membuat alat peraga sederhana yang dapat membantu siswa memahami materi dengan lebih baik.
Selama sesi praktek ini, banyak peserta yang menyatakan bahwa metode Gasing sangat membantu mereka dalam mengajarkan konsep-konsep matematika yang sebelumnya dianggap sulit oleh siswa. Mereka juga merasa lebih percaya diri dalam menyampaikan materi karena metode ini dirancang agar pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Manfaat dan Dampak Kegiatan
Kegiatan Workshop Anti Bullying dan Diseminasi Metode Gasing ini memberikan manfaat yang signifikan bagi para guru MI di Lampung Timur. Salah satu manfaat utamanya adalah meningkatnya kesadaran dan pemahaman guru tentang pentingnya mencegah bullying di sekolah. Dengan pengetahuan yang mereka dapatkan, guru-guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan nyaman bagi siswa, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal tanpa rasa takut akan bullying.
Selain itu, diseminasi metode Gasing memberikan tambahan keterampilan bagi para guru dalam mengajarkan matematika dengan cara yang lebih kreatif dan menyenangkan. Para guru merasa bahwa metode ini akan sangat membantu mereka dalam menarik minat siswa terhadap pelajaran matematika yang sering kali dianggap sulit. Dengan demikian, diharapkan hasil belajar siswa di bidang matematika dapat meningkat, dan mereka dapat lebih menyukai mata pelajaran ini.
Penutup
Kegiatan Workshop Anti Bullying dan Diseminasi Metode Gasing ini menjadi langkah awal yang sangat positif bagi peningkatan kualitas pendidikan di Lampung Timur. Dengan melibatkan para guru dalam kegiatan yang interaktif dan mendidik, KKG MI Lampung Timur telah berhasil memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik. Harapannya, kegiatan semacam ini dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan di masa depan, sehingga tujuan menciptakan generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan bebas dari bullying dapat terwujud.